Lagi-lagi,
pemerintah berencana akan menaikkan harga bahan bakar
bersubsidi di bulan April mendatang. Dalam masa
pemerintahan SBY, sudah 2 kali nih terjadi.
Dan kalau benar kenaikan ini terjadi pasti rakyat biasa jadi ketar-ketir. Menaikan harga
BBM itu tindakan yang tidak populis sebenarnya. Secara politik dan
ekonomi, kenaikan ini akan memancing
reaksi berlebih dari para mahasiswa seperti saya dan masyarakat pada umumnya.
Tapi, kalau menanggung beban yang harus ditanggung pemerintah, kayaknya
keuangan negara jadi terganggu. Harga
minyak semakin melonjak sementara setiap kenaikan minyak dunia, sedikitnya berapa ratus triliun
pemerintah mesti menanggung subsidi BBM. Serba salah memang.
Pemerintah pasti sudah
menghitung ketika harus menaikkan harga BBM. Tapi tahu gak? Saya membaca di
kompas, kenaikan BBM itu udah biasa terjadi di republik ini. Pada masa
Soekarno, BBM dinaikkan sebanyak 12 kali. Lalu masa Soeharto, naik lagi BBM 18 kali. Presiden Habibie juga
sekali menaikkan harga BBM walaupun hanya 1 tahun memerintah. Pada masa Gus
Dur, BBM naik 1 kali dan masa Megawati naik 2 kali dengan 7 kali penyesuaian
harga BBM. Sedangkan masa SBY, terjadi 3 kali termasuk kenaikan BBM bulan april
nanti. Tapi pada masa SBY terjadi 3 kali
penurunan harga BBM. Ini menjadi catatan bagus dari perjalanan pemerintahan
benang merah SBY.
Pemerintah yang mau menyengsarakan rakyat itu tidak ada, siapa pun pemimpinnya. Kita sudah punya enam presiden, tidak ada presiden yang menyengsarakan rakyatnya. Hampir semua presiden pernah menaikkan BBM. Oleh sebab itu, kalau ada kenaikan BBM pasti itu pilihan terakhir. Tetapi dalam perekonomian kita saat ini, kenaikan BBM itu cukup menyengsarakan rakyat. Walaupun saya bukan mahasiswa ekonomi, tetapi saya sendiri sebagai rakyat biasa langsung merasakan dampaknya seperti naiknya harga per bungkus dari nasi goreng, harga makan di warteg, dll. Semua pedagang seenaknya menaikkan harga dagangnya dengan dalih ‘BBM kan makin mahal’, ‘kalo gak dinaikin ntar saya rugi dong’, atau kata-kata apalah tetek bengek. Saya sudah kenyang dengan kata-kata itu.
Sementara Menkokesra Hatta Radjasa menjelaskan, dengan kenaikan tersebut persoalan yang dihadapi pemerintah adalah masyarakat yang terkena dampaknya bisa dilindungi. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan dana kompensasi BBM senilai Rp 40 triliun, mulai dari pemberian bantuan langsung sementara hingga peningkatan beasiswa bagi masyarakat. Saya rasa cara tersebut tidak bakal efektif. Yang kaya makin kaya, dan miskin makin miskin..
Pemerintah yang mau menyengsarakan rakyat itu tidak ada, siapa pun pemimpinnya. Kita sudah punya enam presiden, tidak ada presiden yang menyengsarakan rakyatnya. Hampir semua presiden pernah menaikkan BBM. Oleh sebab itu, kalau ada kenaikan BBM pasti itu pilihan terakhir. Tetapi dalam perekonomian kita saat ini, kenaikan BBM itu cukup menyengsarakan rakyat. Walaupun saya bukan mahasiswa ekonomi, tetapi saya sendiri sebagai rakyat biasa langsung merasakan dampaknya seperti naiknya harga per bungkus dari nasi goreng, harga makan di warteg, dll. Semua pedagang seenaknya menaikkan harga dagangnya dengan dalih ‘BBM kan makin mahal’, ‘kalo gak dinaikin ntar saya rugi dong’, atau kata-kata apalah tetek bengek. Saya sudah kenyang dengan kata-kata itu.
Sementara Menkokesra Hatta Radjasa menjelaskan, dengan kenaikan tersebut persoalan yang dihadapi pemerintah adalah masyarakat yang terkena dampaknya bisa dilindungi. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan dana kompensasi BBM senilai Rp 40 triliun, mulai dari pemberian bantuan langsung sementara hingga peningkatan beasiswa bagi masyarakat. Saya rasa cara tersebut tidak bakal efektif. Yang kaya makin kaya, dan miskin makin miskin..
Akhirnya, sebuah kesimpulan atas tulisan diatas adalah bahwa
rencana kenaikan BBM ini harus ditolak karena ini merupakan akal-akalan
Pemerintah yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri dengan menaikkan
belanja birokrasi tanpa memikirkan rakyat. Jika kebijakan ini tidak ditolak,
maka dampak multi sektoral yang telah disampaikan sebelumnya akan terjadi dan
menciptakan situasi Negara yang lebih buruk dari saat ini. Jangan sampai
akhirnya kita membiarkan kebijakan yang menjadi kedok pemerintah untuk
menaikkan belanja birokrasi dan mencari popularitas ini disahkan dan
menyengsarakan rakyat. Kesejahteraan rakyat mustahil tercapai jika
pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM. Hidup
Mahasiswa!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar