Jumat, 30 Maret 2012

LANGKAH PSSI DALAM MENGHADAPI SANKSI FIFA


Saya masih ingat ketika timnas Indonesia ‘IPL’ dibantai oleh Bahrain 10-0 tanpa satu pun gol yang dicetak oleh kita. Beberapa waktu yang lalu timnas U-21 kita juga gagal mempersembahkan juara di Hassanah Bolkiah Trophy setelah kalah menyakitkan di final melawan tuan rumah Brunei Darussalam. Ini semua menjadi pukulan telak PSSI yang masih saja sibuk dengan urusan dualisme kompetisi. Sungguh menyedihkan.

Langkah tepat pun di ambil PSSI untuk menyelesaikan masalah ini dengan menjalin kembali komunikasi dengan klub peserta Liga Super Indonesia (LSI). Bentuk komunikasi yang ditawarkan berupa formal dan informal atau bertemu satu-persatu dengan klub-klub LSI. Saya malah pesimis klub LSI mau berhubungan kembali dengan PSSI.

Djohar Arifin pun menghadap ke AFC untuk melaporkan perkembangan terakhir untuk upaya rekonsiliasi. Dalam pertemuan tersebut, AFC berjanji akan merekomendasikan FIFA untuk memberi tambahan waktu. Seperti diketahui, pada tanggal 27 Maret 2012 FIFA mengadakan pertemuan komite asosisasi di Zurich, Swiss, yang salah satu agendanya membahas tentang tentang persoalan sepakbola di Tanah Air. Ada 3 kemungkinan putusan yang akan di ambil oleh FIFA. Yang pertama, Indonesia langsung dijatuhi sanksi, karena adanya dualisme kompetisi dan dualisme kepengurusan. Yang kedua, FIFA akan mengutus tim untuk mengambil alih kepengurusan PSSI untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Dan yang terakhir, FIFA akan memberi tambahan tenggat waktu lebih lama lagi untuk PSSI untuk mengurus konflik yang terjadi sampai benar-benar terselesaikan.

Djohar Arifin selaku ketua umum PSSI terpilih memang tak hanya tinggal diam menyikapi dualisme kompetisi yang bisa dikenakan sanksi oleh FIFA dan AFC, tetapi menurut saya Djohar lambat dalam meyelesaikan masalah ini. Saya hanya ingin konflik selesai dan untuk para petinggi PSSI, bawalah Indonesia kembali ke kejayaannya seperti dulu kala. Bravo sepakbola Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar