Senin, 24 Juni 2013

Analisis Pendapatan Nasional Untuk Perekonomian Tertutup Sederhana Dan Pertumbuhan Ekonomi

Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi . Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa

Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
  1. Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya;
  2. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah;
  3. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar;
  4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.

Pendapatan nasional atau disebut juga dengan yield (Y), dalam perekonomian tertutup sederhana, dari sisi rumah tangga akan digunakan untuk dua macam hal, yaitu :
1. Membeli barang dan jasa, atau dengan kata lain melakukan kegiatan konsumsi atau consupsion (C).
2. Menabung, yang disebut juga dengan saving (S).
Bila digambarkan dengan rumus, maka kita akan mendapatkan rumus sebagai berikut.
Y = C + S

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan yang digunakan untuk konsumsi antara lain :
1. Besarnya pendapatan yang diterima oleh rumah tangga setelah dikurangi pajak dan potongan-potongan lainnya.
2. Komposisi anggota rumah tangga (jumlah dan umur anggota).
3. Kondisi lingkungan, yaitu pengaruh faktor geografis dan social.
4. Perkiraan masa depan, misalnya perkiraan mengenai kenaikan dan penurunan harga-harga barang dan jasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan yang digunakan untuk menabung antara lain :
1. Besarnya pendapatan yang diterima oleh rumah tangga setelah dikurangi pengeluaran untuk konsumsi.
2. Tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga akan meningkatkan jumlah kecenderungan untuk menabung dan berinvestasi
3. Keinginan untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal tidak terduga dimasa depan.


Ekonomi Sederhana (Tertutup)
Dengan asumsi tidak adanya ekspor dan impor dan tidak ada pemerintah maka komponen permintaan agregat (aggregate demand) atau output sama dengan konsumsi (dengan notasi C) ditambah dengan investasi (dengan notasi I).
Y = C + I (1)

Persamaan (1) diatas artinya bahwa output yang diproduksi oleh ekonomi sama dengan aggregate demand dimana aggregate demand ini terdiri dari konsumsi dan investasi. Output ini juga sama dengan income yang diterima oleh seorang pelaku ekonomi (misalnya pengusaha) dan digunakan sebagian untuk konsumsi dan sisanya akan digunakan untuk belanja barang modal guna melanjutkan proses produksi berikutnya, belanja ini dikategorikan sebagai investasi untuk memproduksi barang dan jasa selanjutnya. Dengan demikian income (output) dari sisi produsen digunakan untuk konsumsi (C) dan sisanya diinvestasikan (I). Dari sisi alokasi income atau konsumen maka income yang didapat akan digunakan sebagian besar untuk konsumsi dan sisanya akan ditabungkan (S), hal ini karena konsumen tidak mempunyai usaha sendiri seperti halnya dengan produsen sehingga formula (1) diatas dapat ditulis sebagai berikut:
Y = C + S (2)
Bila kedua persamaan diatas digabung maka didapat
C + I = Y = C + S (3)
Persamaan sebela kiri adalah komponen aggregate demand atau output dan sebelah kanan adalah aloksi atau penggunaan income. Atau output yang diproduksi sama dengan output yang dijual dan sama dengan income yang diterima. Income yang diterima digunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung. Persamaan diatas akhirnya menjadi:
I = S (4)
Saving sama dengan investasi, artinya sumber dana untuk investasi berasal dari tabungan. Dari sisi aggregate, konsumen atau private sektor tidak melakukan investasi sendiri terhadap uangnya yang berlebih tetapi pada umumnya akan menyimpan uangnya di Bank sebagai tabungan (S) dan bank akan menyalurkan dana tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan berupa kredit usaha atau investasi (I). Dari sisi individual saving yang dilakukan oleh konsumen tidak berarti akan langung dialoksikan kepada kegiatan produktif (productive investment), karena keterbatasan yang dimiliki oleh konsumen sehingga mereka memerlukan jasa perbankan untuk melakukan kegiatan tersebut.


Konsumsi dan Investasi
Apabila tabungan berjumlah cukup besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa yang diperlukan konsumen. Dengan kata lain, tabungan akan digunakan melakukan investasi. Bila digambarkan dengan rumus, maka akan didapat rumus berikut ini :
Y = C + S
Y = C + I sehingga I = S

Faktor ± faktor yang mempengaruhi besar investasi anatara lain:
1. Tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi, dan sebaliknya.

2. Jumlah permintaan. Semakin besar jumlah permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, keinginan untuk melakukan investasi juga semakin besar.
3. Perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi juga akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi, karena teknologi yang maju akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah keuntungan.

Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini.
Didasarkan pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi yaitu:
1) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation).
Inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity).
2) Inflasi Desakan Biaya (Cost-Push Inflation).
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa.
3) Inflasi karena Pengaruh Impor (Imported Inflation).
Inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam negeri.

Pengangguran, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.

Contoh kasusnya adalah naiknya BBM pada 22 Juni 2013:
Rencana Indonesia menaikkan harga BBM akan mendorong inflasi 2013 menjadi yang tertinggi sepanjang lima tahun terakhir sekaligus memaksa Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga.
Rasa sakit akibat kenaikan 33 persen harga BBM diharapkan membantu mengurangi beban subsidi, menjalankan dispilin anggaran sekaligus mengembalikan kepercayaan pasar, demikian pendapat para analis.
Bank Indonesia pekan lalu segera menaikkan suku bunga untuk menopang nilai rupiah yang limbung ke tingkat terendah dalam hamper empat tahun terakhir, yang terjadi akibat kehawatiran bahwa nilai subsidi BBM akan semakin mencekik perekonomian.
Parlemen telah membuka jalan untuk menaikkan BBM pada hari Senin dengan menyepakati sejumlah langkah untuk mengurangi damnpak kenaikan kepada kaum miskin.
”Dengan menaikkan harga BBM, pemerintah sedang menunjukkan komitmennya untuk melakukan reformasi yang sulit, khususnya satu tahun menjelang pemilihan umum,” kata Barclays dalam catatan hasil riset, merujuk pada pemilu legislative dan presiden tahun depan.
Pasar saham naik 1,4 persen, namun nilai rupiah jatuh 0,7 persen atas dollar Amerika yang merupakan kejatuhan terendah sejak 1 Februari lalu.
Meski para pelaku pasar mengutip kecemasan atas inflasi sebagai satu alasan jatuhnya rupiah, mereka juga mengatakan bahwa para investor sekali lagi memilih menjual rupiah menjelang pertemuan bank sentral Amerika pekan ini.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan rencana kenaikan 44 persen untuk bensin dan 22 persen untuk harga diesel baru akan diambil saat pemerintah menuntaskan proses pemberian kompensasi bagi keluarga miskin.

Beras untuk Rakyat Miskin
Kompensasi yang merupakan bagian dari revisi anggaran 2013 yang diloloskan parlemen pada hari Senin, akan menyediakan sekitar Rp 9 triliun bagi lebih dari 15 juta keluarga, yang akan diberikan selama empat bulan.
Presiden yang secara resmi teleh menandatangani kenaikan BBM, ingin mengurangi dampak kenaikan itu pada pengeluaran sehari-hari dari masyarakat dengan penduduk 240 juta jiwa itu, yang bisa memicu tuntutan kenaikan upah yang lebih tinggi dan potensi kerusuhan menjelang Pemilu 2014.
Kementrian Keuangan memperkirakan bahwa kenaikan BBM akan meningkatkan inflasi tahun 2013 menjadi 7,2 persen, yang merupakan tertinggi sejak inflasi 11 persen yang pernah terjadi pada tahun 2008.
Bank Indonesia mengatakan inflasi tahun ini akan bisa naik hingga 7,76 persen.
“Penting untuk menjaga inflasi karena 55 persen GDP berasal dari konsumsi rumah tangga,“ kata Chatib Basri. “Kami memberikan beras kepada rakyat miskin karena penyumbang terbesar inflasi adalah beras.“
Pertumbuhan GDP juga diperkirakan turun menjadi 6,3 persen tahun ini. Sebelumnya pertumbuhan diperkirakan bakal sebesar 6,8 persen. Penuruan perkiraan ini karena konsumsi domestik akan terpukul akibat harga BBM yang lebih tinggi, kata Menteri Keuangan.
Bank Indonesia, mengejutkan pasar pekan lalu dengan menaikkan suku bunga menjadi 6,0 persen dari rekor terendah sebelumnya 5,75 persen, sekaligus merupakan kenaikan pertama sejak Februari 2011.

Kesimpulan:
Salah satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran. Hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka tingkat pengangguran akan berkurang.



Sumber:
http://zokamers.com/2012/03/09/analisis-pendapatan-nasional-untuk-ekonomi-tertutup-sederhana-dan-pertumbuhan-ekonomi/
http://azenismail.wordpress.com/2011/04/10/analisis-pendapatan-nasional-untuk-perekonomian-tertutup-sederhana-dan-pertumbuhan-ekonomi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar