Pembangunan
infrastruktur di Indonesia saat ini sangat lambat, padahal seharusnya
pembangunan ini harus terus didorong guna merangsang dan meberi jalan bagi
pembangunan di sektor lainnya.
Kajian
World Bank (Bank Dunia) menyebutkan bahwa salah satu penghambat pembangunan
infrastruktur adalah adanya korupsi. Bahkan korupsi di infrastruktur angkanya
tinggi, hingga 40 persen. Persoalan tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia
saja, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Filipina dan
Malaysia. Namun masalahnya, faktor penghambat di Indonesia juga ada faktor yang
menghambat lainnya, seperti inefisiensi birokrasi, pembebasan lahan,
infrastruktur, pendanaan, tingginya biaya logistik, serta pembangunan yang hanya
terpusat di daerah Jawa dan sektor industri dan jasa.
Dalam
persoalan upah, Indonesia yang kaya raya harus diakui upah buruhnya terndah di
Asia Tenggara, yaitu hanya 0,6 dollar AS per jam atau sekitar 5.400 rupiah.
Upah buruh kita dari Malaysia 2,88 dollar per jam, Filipina 1,04 dollar per
jam, Thailand 1,63 dollar per jam. Agak sulit meningkatkan keadaan upah
tersebut. Karena biaya logistik mencapai 17 persen dari biaya produksi. Belum
lagi biaya pungutan ilegal lainnya. Dengan keadaan tersebut, menaikkan upah
buruh tersebut menjadi makin sempit dan pembangunan infrastruktur pun
terhambat.